Pergantian tahun sering kali
menjadi salah satu moment untuk merefleksikan sejenak mengenai apa yang telah
kita lakukan setahun belakangan ini. Kisah demi kisah kita coba jajaki dalam
dunia visualisasi, mencoba mengawang kembali ke masa lampau selayaknya memasuki
lorong waktu doraemon dan berhenti disuatu titik kehidupan masa lalu dan
kembali mengurutkan kejadian demi kejadian hingga akhirnya tiba pada masa
sekarang, saat dimana sekarang kita duduk dan menginjakkan kaki ke tanah.
Seperti apa kita dulu sesekali kita bandingkan dengan diri kita sekarang, sudah
kah sampai pada garis cita-cita yang telah diimpikan kala itu atau memang kita
sudah mulai merasakan garis itu tampak semakin dekat.
Dekat atau jauhnya sebuah impian
tentunya hanya dapat dirasakan bagi para sobat yang telah benar-benar mempunyai
gambaran secara spesifik mengenai impian mereka. Para sobat yang dapat
menjelaskan atau menuliskan secara gamblang apa yang menjadi impiannya, dapat
menjawab dengan baik setiap pertanyaan kapan impian tersebut akan tercapai dan
seberapa realistis impian itu dapat terwujud. Mimpi yang coba kita bicarakan
sekarang tentunya bukan mimpi kala kita tidur, melainkan sebuah gambaran masa
depan yang hendak kita capai dengan usaha serta doa sebagai kendaraannya. Mimpi
yang bukan dalam arti bunga tidur ini sering kali mengecohkan rekan-rekan kita
disana, dimana mimpi yang mungkin mereka maksud adalah gambaran masa depan
namun dalam proses memaknainya seperti mimpi bunga tidur yang sangatlah tidak
mungkin untuk kita menjangkaunya.
Mimpi tidak harus dimaknai sebuah
sesuatu yang sulit untuk kita capai dan membutuhkan pengorbanan berlebihan,
mimpi adalah sebuah kebaikan yang tumbuh dari hati nurani kita untuk berbuat
sesuatu atau mengasilkan sesuatu dari apa yang kita punyai saat ini ataupun
mengembangkan apa yang telah kita miliki saat ini. Sebegitu mudahnya
menciptakan serta mewujudkan impian tidak berbanding lurus dengan pikiran kita
yang terlalu mudah menerima pemikiran-pemikiran negatif dibandingkan dengan
pemikiran serta pemaknaan positif dari setiap hal yang ada di depan kita. Kita
yang terkadang tidak percaya diri sering kali ditandai dengan gamang nya kita
dalam menghadapi dan memaknai sesuatu, lebih mudah untuk mempercayai pemikiran
orang lain ketimbang berpijak pada hati kecil kita sendiri, lebih percaya
kepada ketakutan dari pada keberanian. Sebuah tantangan tentunya untuk kita
tidak terjerumus kepada pemikiran negatif, hingga tanpa kita sadari tenyata
musuh terbesar dalam hidup kita adalah diri kita sendiri.
Cara mengalahkan musuh tidak
melulu dengan memerangi atau menghancurkan musuh tersebut, tetapi dapat dengan
cara lain, yaitu dengan negosiasi serta lobbying untuk mengajak berdamai. Hal
yang paling mudah untuk mengawali perdamaian adalah dengan cara memaafkan musuh
tersebut tanpa di dahului permintaan maaf dari sang musuh. Berdamai dengan diri
kita sendiri dapat dimaknai dengan mencoba memaafkan diri kita yang telah
mengotori jiwa yang sesungguhnya diciptakan suci ini dengan pemikiran-pemikiran
negatif.
Berburuk sangka merupakan salah
satu pemikiran negatif yang tentunya cukup di benci oleh Tuhan pencipta kita,
terlebih lagi berburuk sangka terhadap diri sendiri. Merasa dirinya sial tak
ubahnya buruk sangka terhadap diri sendiri, kesialan yang dialami tentunya
tidak berbanding lurus dengan kebaikan Tuhan yang telah memberikan mata kita
untuk melihat, memberikan akal untuk berpikir serta memberikan nalar untuk mencerna
setiap ayat yang lontarkan Nya.
Tidak jauh beda dengan kesialan,
keberuntungan bukanlah hal mewah dan hal sulit untuk kita dapatkan. Keberuntungan
hanyalah sebuah ke-GRan (gede rasa) kita. Orang yang selalu GR bahwa dirinya
adalah orang yang selalu beruntung atau orang yang selalu percaya bahwa dirinya
merupakan orang yang selalu beruntung akan lebih mudah mewujudkan secara nyata
keberuntungan tersebut. Bukankah dalam jiwa seseorang yang sukses pasti
memiliki kepercayaan serta ke-GRan bahwa apa yang dia lakukan saat ini pasti
berhasil dimasa yang akan datang?. Dan pada saat apa yang dia lakukan berhasil,
saat itulah keberuntungan lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar